Selasa, 04 Agustus 2009

Mengapa harus ber “polusi”




Sabtu atau Minggu hal yang biasa Aku lakukan untuk berolah raga dengan bersepeda onthel, dengan atau tanpa Fiqri anakku.
Suasana pagi yang cerah, sejuk dan penuh kehangatan sinar mentari pagi ditambah dengan kicauan burung menambah kenikmatan yang bisa aku rasakan sepuasnya di wilayah sekitar Bumi Perkemahan Jambore Cibubur. Life is beautiful !
Tapi..., ada tapinya nich... kenikmatan itu sedikit terganggu dengan hadirnya kendaraan bermotor yang dipakai pengunjung di Jambore ini, khususnya sepeda motor yang ditumpangi anak-anak muda / ABG.
Mereka ini mengemudikan kendaraan seenaknya, kebut-kebutan. Apalagi dengan suara knalpot yang telah dimodifikasi. Mereka asyik dengan gayanya masing-masing tanpa memperdulikan kondisi lingkungan sekitarnya.
Aku bukannya mempermasalahkan mengapa mereka menggunakan motor. Kalau motor itu dipakai hanya sekedar sebagai alat untuk menuju ke Jambore kemudian mereka parkir lalu berolahraga baik jalan kaki atau joging, itu ‘gak masalah. Mungkin mereka ‘gak punya sepeda, sehingga harus menggunakan motor. Tetapi yang membuat suasana menjadi kurang enak adalah kalau kendaraan ini dipakai hanya untuk sekedar ngeceng, kebut-kebutan dan ajang cari sensasi.
Sayang sekali kalau suasana pagi yang indah harus bercampur dengan polusi kendaraan penuh timbal. Cobalah teman-teman ABG ini menikmati suasana alam tanpa harus ber-polusi, pasti akan terasa bedanya untuk diri Anda dan lingkungan sekitarnya. Mari kita berlaku arif pada lingkungan ini.... Semoga....!

Senin, 30 Maret 2009

Onthel The HUMBER Dijual

Kepada teman-teman onthelis, dalam kesempatan ini, aku mau jual sepeda onthel merek The Humber. Harga Nego, Kalau anda berminat dapat menghubungi : 081586228469
Kondisi : 90% mulus, Harga 4 juta nego


The Humber
Dengan Persneleng





As Roda Depan-Belakang merk Stuarmay Arrow

Boncenger merk Hopmi

Rabu, 25 Maret 2009

Cara mendapatkan onthel dengan harga murah


 Ini mungkin tips, walau saya belum mencobanya tapi nggak apa-apa khan untuk sekedar tukar pikiran. Artinya siapa tahu ini bisa dipakai. Untuk mendapatkan sepeda onthel di Jakarta ini sebenarnya susah-susah gampang. Susahnya karena komunitas sepeda ini tidak semua orang punya dan kalau ada harganya pasti selangit. Kalau kita mau sekedar duduk aja beberapa saat dipinggir jalan, sambil memperhatikan orang yang lalu lalang. Anda pasti bisa mendapatkan sepeda onthel dengan berbagai macam kondisi. Maksudnya coba Anda perhatikan tukang buah, tukang garam, tukang roti dan tukang-tukang yang lain yang mengandalkan sepeda onthel untuk transportasinya. Anda pasti akan tercengang ada onthel dengan kondisi mulus dan kondisi sangat memprihatinkan. Dari mulai merek the relaigh, phonix sampai ga jelas sepeda apakah itu. Tapi itulah kondisi yang ada. Tinggal sekarang yang dibutuhkan adalah keberanian Anda untuk menanyakan apakah onthel-onthel itu dijual atau tidak. Jangan takut ditolak, karena memang itu alat mereka untuk mencari rezeki. Tapi ga ada salahnya Anda memberi penawaran yang bagus. Setidaknya dari 10 ada 2 yang bersedia. Coba tawarkan 150 atau 200 ribu, itu nilai yang besar menurut saya. Karena kita mesti memodifikasi lagi mulai dari pelek, ban dan rem. Jangan heran, biaya modifikasi biasanya duakali biaya beli. Tapi itulah kalau mau sempurna, ada hal yang harus dikorbankan. Setidaknya dengan uang 500 rb Anda bisa punya sepeda onthel yang telah lama Anda idam-idamkan. Selamat mencoba....

Rabu, 18 Maret 2009

Onthel, Tidak Harus Mahal


 5 Juta... 40 Juta... wah-wah mahal sekali sepeda onthel ini. Inilah perasaan kaget Aku ketika mendengar harga sepeda onthel yang super fantastis yang ditawarkan kepada Aku. Beberapa bulan lalu, sebelum punya onthel, Aku sempat tanya pada saudara Aku di Pacitan, Guntur namanya. Aku bilang padanya bahwa Aku lagi cari onthel. Dia kasih harga yang sama sekali nggak kepikir sebelumnya. Paling-paling tigaratus ribuan, pikirku. Eh ternyata jutaan hingga puluhan juta. Gilee bener...
Tapi beruntung, Guntur kebetulan ngasih harga yg tidak terlalu mahal. Katanya ada temannya lagi butuh uang. Jadi setelah tawar menawar, aku dapat harga 1,5 juta untuk dua sepeda yang ditawarkan. Itu belum termasuk ongkos kirim ke Jakarta. Cuma tentunya ada harga ada rupa, ontel yg aku miliki ini tidak ada mereknya. Tapi setelah tanya teman-teman ontelis, katanya sepadaku ini ber merek Gazelle dan Hartop. Yah lumayanlah, walau tanpa merek sepeda onthelku sekarang sudah keren. Dalam kesempatan ini aku juga berharap ada ontelis yang punya merek kedua onthel yang bisa ditawarkan ke aku.
”Onthel tidak harus mahal..” kalau mahal bagaimana orang-orang bisa punya onthel”. Ini sedikit omongan dari teman onthelis Piets TMII, Bang Iwan namanya. Menurutnya kalau harga onthel terlalu ekslusive, bagaimana orang-orang bisa memilikinya. ”Dengan uang Rp.500.000 kamu bisa dapat onthel”. Walau kondisinya Cuma 50% orisinil bahkan kurang, tapi bukan itu yang dicari. Yang penting bagaimana agar semua orang punya onthel. Ini prinsip yang dipegang Bang Iwan. Aku salut dengan orang seperti ini. Niatnya untuk menyosialisasi onthel kepada siapapun patut untuk didukung.

Temukanlah Kenikmatan Lain….


 Semenjak punya sepeda onthel, Aku mulai merasakan efek positif pada kondisi kesehatan dan tubuh. Kepala yang biasanya sering pusing dan badan pegal-pegal ternyata lambat laun mulai menghilang. Badan rasanya lebih sehat. Tubuh lebih tegap saat berjalan. Buat Aku yang boleh dibilang jarang berolah raga, dengan bersepeda kayaknya sudah cukup. Sabtu dan Minggu atau hari libur Aku gunakan untuk mengelilingi wilayah Cibubur dimana Aku tinggal. Pagi hari sangat Akung kalau dilewatkan dan dipakai hanya untuk tidur saja. Bersama anak pertama, Fiqri sering Aku ajak bersepeda mengelilingi Jambore Cibubur. Udara pagi hari terasa begitu segar, jauh dari polusi. Hidup rasanya lebih indah. Rasa syukur kepada Sang Pencipta Alloh SWT makin kuat Aku rasakan. 

Inilah nikmat yang bisa Aku ambil saat bersepeda. Untung Aku punya sepeda sehingga ada nikmat lain dari Alloh yang bisa Aku rasakan.

Rabu, 25 Februari 2009

Balada naik Onthel

Awalnya sih was-was juga, kira-kira nyampe ngga’ ya ke ketempat kerjaku di Fatmawati? 
Ini perasaan pertamaku disaat akan mencoba pergi kerja pakai onthel. Bayangkan aja dari Cibubur ke Cipete Fatmawati, naik sepeda, sendirian pula apa ga uedan tenan!
Jum'at, 13 Februari 2009, Jam sudah menunjuk pukul 5.30wib, aku bangun n siap-siap untuk berangkat kerja. Obeng, tang dan kunci pass sudah aku persiapkan buat jaga-jaga kalau ada apa-apa dijalan. Baju ”kebesaran” dalam hal ini baju dalang yg aku beli di Yogya sudah kupakai, lengkap dengan topi caping berbahan bambu.
Tepat pukul 6:00wib, dengan do’a dari Ibuku, istri & anakku aku berangkat! Bismillah... semoga aku selamat diperjalanan dan sampai tujuan tanpa kekurangan apapun. Tidak biasanya aku berangkat kerja, penuh dengan perasaan berdebar seperti ini. Gile... berangkat juga cing...
Route perjalanan sama seperti biasa aku naik motor. cibubur-cijantung-ragunan-cilandak-antasari-cipete-dbest. Baru sampai kiwi cibubur depan pabrik susu, jalan sudah sangat macet. Terpaksa aku tuntun deh, trobos jalan paling pinggir sekali. Kasian, sepeda aja susah untuk melaju. Di cijantung kondisi sama juga. Anak sekolah yang masuk jam 6:30wib juga sedang berjuang agar tidak terlambat. Di pasar minggu arah ragunan juga sama. Maceet. Wah-wah.. kacau juga nih. Berharap berangkat pagi agar bebas dari kemacetan eh.. masih aja ketemu macet... cuapeeek deeeh...
Yang bikin capek bukan karena naik onthelnya, tapi harus turun dan menuntun sepeda yang bikin kaki pegel...
Pas depan sekolah highscoop (kalo ga salah tulisannya) aku ambil kanan, motong jalan, lawan arah ke jalan antarsari. Kata orang, kalo pake sepeda itu ga ngelanggar lalulintas. Mudah-mudahan aja...
Akhirnya tepat jam 7:30 aku sampai di depan lampu merah dbest cipete fatmawati. Polisi geleng-geleng kepala ngeliat aku. Mungkin dia pikir wong ndeso dari mana mau kemana. Jam 7:45wib Alhamdulillah... sampailah aku dikantor. Heboh...ya.. heboh karena ga nyangka aku bisa ke kantor naik onthel..
Banyak pengalaman yang dapat aku ambil... pertama, bersepeda sebaiknya ga sendirian karena kesopanan pemakai non sepeda masih diragukan. Mereka tidak perduli dengan orang yang bersepeda. Ngebut dari sebelah kiri jalan dilakukan tanpa dosa. Bagaimana rasanya kalau sampai nyenggol sepeda yang lagi ditumpangi... bisa-bisa anchur mina... Kedua, memakai onthel adalah suatu kebanggaan. Bisa merasakan gimana suka-dukanya orang tempo dulu menggunakan transportasi ini. Dan yang ketiga, percayalah.. ini tidak akan membuat anda kapok... banyak hal yg tidak dapat saya tulis disini yang memberi kenikmatan tersendiri....

Selasa, 10 Februari 2009

Onthel, Satu Kebanggaan Bisa Menaikimu...


Onthel, kembali dilirik. transportasi yang satu ini memang lain dari yang lain. Istimewa bagi yang memakainya. walau masih ada yang melirik sebelah mata. Asiknya naik onthel bagaikan kembali ke "tempoe doeloe". Bentuknya yang klasik membuat bangga pemakainya. Hal ini yang saya rasakan ketika baru punya sepeda onthel sekitar 5 bulan lalu. Suaranya nyaris tak terdengar. Kakipun 'nggak dibuat pegal, karena posisinya pas dengan tinggi badan saya. seperti jalan saja gitu...

Senin, 09 Februari 2009

Salam Hangat Untuk Semua...


Salam hangat untuk semua... senang akhirnya saya bisa membuat blog ini walau masih ada kekurangan disana-sini. Walau masih belajar, saya harap pengunjung dapat membantu penyempurnaan blog ini dengan komentar-komentarnya yang membangun.
Maksud diterbitkannya blog peweonthelcibubur ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar penggemar onthel se Indonesia.Tapi tidak menutup kemungkinan untuk siapapun tanpa peduli latar belakangnya. Semoga segala kebaikan kita dapat bermanfaat untuk yang lainnya... Amien